Labels

Buku (1) cerita (11) muhasabah (4) puisi (4) sahabat (2) Semangat (4) Silat (1)

Kamis, 01 Juli 2010

Cobaan, Hadapi saja.. ^^

Bissmillahirohmanirrohim

Cobaan, apa yang terlintas dalam alam pikiran kita ketika kata itu datang. Kebanyakan akan berpikir tentang penderitaan, kesakitaan, kekecewaan, dan keteraniyayaan. Cobaan itu selalu diibaratkan seperti duri, batu, atau hal-hal menyakitkan lainnya. Pernahkah hal-hal membahagiakan dianggap sebagai cobaan? Saya yakin pasti jarang yang memikirkannya.

Ketika seorang manusia diuji dengan berbagai level cobaan, yang terlintas dalam hati dan kepala pasti kata-kata “apa dosa saya..?” atau “apa salah saya, sehingga begini dan begitu?” disaat inilah kesadaran kita diuji, akankah dengan cobaan yang diberikan seorang manusia teringat bahwa dirinya pernah berbuat salah, ataukah ia justru menyalahkan orang lain akan apa yang terjadi, atau bahkan menyalahkan Tuhannya atas takdir dan jalan hidupnya.

Ada suatu cerita yang menarik disebuah buku yang sedang saya baca, judulnya “La Tahzan for Smart Muslinah”. Di halaman 101, disitu ditulis sebuah subjudul : kala kesulitan menghadang, kembalilah kepada Yang Mengetahui yang Gaib.

Ibnu al-Jauzi menceritakan :

“aku pernah menghadapi suatu kesulitan yang membuat pikiranku bingung dan penuh kekalutan. Aku berusaha keluar dari kekalutan tersebut dengan berbagai macam daya dan upaya. Namun, lagi-lagi aku tak menemukan jalan keluarnya. Beberapa waktu kemudian, tanpa sengaja aku membaca ayat yang berbunyi : “Barang siapa bertaqwa kepada Allah, maka akan diberikan kepadanya jalan keluar.” (QS. Ath-Thalaq : 2). Sejak itu, aku tahu bahwa ketaqwaan adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan jalan keluar dari segala kesulitan. Lantas, aku pun berusaha meningkatkan ketaqwaanku dan akhirnya aku pun menemukan jalan keluar yang kuinginkan.”

Saya jadi berfikir, ketika kita mendapati suatu cobaan manusia pasti akan mengalami suatu kebingungan luar biasa, kita akan berusaha mencari tempat berlindung yang paling nyaman. Semua teman, kita ceritakan masalah kita, tapi kebanyakkan jarang yang memberikan solusi yang seperti kita inginkan. Minimal, sahabat-sahabat kita itu menenangkan dan mengurangi kesedihan kita atau hanya sekedar menepuk pundak kita dan berkata “sabar”. Siapa yang bisa menolong?? Meskipun telah bercerita ke banyak orang tetap saja masalah itu takkan selesai, justru semakin membingungkan dan ujungnya menimbulkkan kekecewaan. Di puncak penderitaan, Lalu Allah-lah tempat kembalinya kita mengadu dan mengemis rasa kasih, dan Allah-lah yang akan menyelesaikan persoalan kita. Semua itu benar adanya dan memang seperti itulah yang saya sendiri alami dan rasakan.

Dalam halaman itu penulis. Dr. ‘Aidh Abdullah Al-Qarni memaparkan kembali cerita sebelumnya.

“Atas dasar itu, saya menyimpulkan. Bagi orang-orang yang berakal, ketaqwaan merupakan jalan untuk menggapai kebaikkan; perbuatan dosa adalah penyebab datangnya bencana; dan bertobat merupakan jalan meningkatkan derajat. Sementara itu, kalutnya pikiran, munculnya kesedihan dan timbulnya kegelisahan itu, tak lain akibat dari kecerobohan-kecerobohanmu; semisal mengabaikan sholat, menggunjing wanita Muslimah, meremehkan hijab atau melakukan hal-hal yang diharamkan. Pasalnya siapa yang melanggar aturan Allah harus membayar denda akan pelanggarannya dan melunasi nota kecerobohannya.”

“Yang menciptakan kebahagian itu adalah Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Maka, mengapa engkau memohon kepada yang lain? Lalu, jika manusia bisa menciptakan dan member kebahagiaan, mengapa di dunia ini masih ada orang miskin, orang yang sedih dan orang yang gundah-gulana?”

Itulah manusia, kenapa harus besedih dan bergundah-gulana, kecewa dengan hal ini dan hal itu. Semua ini adalah proses, ujian ini adalah alat tempa terbaik menuju kedewasaan. Allah telah menyediakan tempat khusus di sisi-Nya bagi kita yang bertaqwa, bersabar dan berserah diri pada-Nya. Setiap kesedihan yang ada itu ada karena kecerobohan kita sendiri. Bermuhasabahlah, ingatlah dosa apa yang kita lakukan setiap hari, mungkin cobaan itu datang kerena kelalaian kita atau sikap kita kepada orang lain.

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (AL BAQARAH (Sapi betina) ayat 214)

Saya sendiri, ketika menulis tulisan di blog ini, sadar bahwa saat ini saya sedang di uji, saya memilih untuk menulis kesedihan saya dan berusaha mengobatinya sendiri. Tentu saya memiliki teman-teman yang mendukung saya, tetapi tetap Allah-lah tempat terbaik untuk curhat. Dengan mengadu kepada-Nya seolah-olah kesedihan ini menguap begitu saja, selalu ada solusi dan selalu ada alasan untuk selalu tersenyum.

Cobaan itu datang karena diri kita sendiri, dan karena Allah mencintai kita lebih. Beruntunglah orang-orang yang masih diuji, karena artinya Allah masih sayang pada kita, mau mengingatkan kesalahan kita, menegur dan memberikan perhatian. Tak ada perhatian dan kasih sayang yang paling istimewa melainkan dari Allah. Setiap kita diberikan cobaan artinya Allah menginginkan kita berkembang, tumbuh menjadi manusia yang levelnya lebih baik dari sebelumnya. Lebih sabar, lebih murah senyum, lebih rajin sholatnya, lebih rajin membaca Al-Qur’annya, lebih rajin puasanya, lebih sayang pada teman, lebih baik oraganisasinya, lebih baik menegemen waktunya, dan lebih lebih yang lainnya.

Sahabat terbaikku adalah Allah, masih ragukah??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger